Aman Gr • Des 23 2024 • 18 Dilihat
SINJAI, GREGET – Sampai dengan tanggal 17 Desember 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sinjai mencatat 69 kejadian bencana alam pada hamper seluruh wilayah di Kabupaten Sinjai.
Dari 69 kejadian tersebut, bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca masih mendominasi, seperti tanah longsor dengan 38 kejadian, banjir 9 kejadian, angin kencang 16 kejadian, abrasi 3 kejadian dan cuaca ekstrem/gelombang tinggi 3 kejadian.
Hal itu diungkapkan Analisis Kebencanaan BPBD Sinjai, Andi Octave Amier saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (17/10/2024)
Sebaran kejadian bencana tanah longsor terjadi di beberapa wilayah kecamatan yang meliputi wilayah Kecamatan Snjai Tengah meliputi 6 (enam) desa dengan 7 kejadian yaitu Desa Gantareng 1 kejadian, Desa Kompang 1 kejadian, Desa Saotanre 1 kejadian, Desa Bonto1 kejadian, Desa Pattongko 1 kejadian, dan Desa Saohiring 2 kejadian, Terang Andi Octave.
Sedangkan pada Kecamatan Sinjai Borong, tanah longsor terjadi pada 3 wilayah Desa dengan 7 kali kejadian meliputi Desa Bonto Katute 2 kejadian, Desa Barambang 4 kejadian dan Desa Bonto tengnga 1 kejadian.
Kemudian tanah longsor juga terjadi di wilayah Kecamatan Sinjai Barat dengan 8 pada 4 desa dan 2 kelurahan yaitu Desa Bontolempangan 2 kejadian, Desa Terasa 3 kejadian, Desa Bonto Salama 1 kejadian, Desa Barania 1 kejadian, Kelurahan Balakia 1 kejadian, Kelurahan Tassililu 1 kejadian.
Sementara di wilayah Kecamatan Sinjai Timur tanah longsor terjadi pada 3 desa dengan 6 kejadian menliputi Desa Kampala 1 kejadian, Desa Panaikang 3 kejadian dan Desa Lasiai 2 kejadian.
Demikian halnya di Kecamatan Tellulimpoe, tanah longsor terjadi pada 3 wilayah desa dengan 3 kali kejadian meliputi Desa Kalobba 1 kejadian, Desa Pattongko 1 kejadian dan Desa Bua 1 kejadian.
Tanah longsor di wilayah Kecamatan Sinjai Utara terjadi pada 2 titik di wilayah Kelurahan Biringere, sedangkan di Kecamatan Bulupoddo tercatat 1 kali kejadian tanah longsor di wilayah Desa Bulu Tellue, dan pada Kecamatan Sinjai Selatan terdapat 2 kejadian tanah longsor yang meliputi wilayah Desa Talle 1 kejadian dan Desa Polewali 1 kejadian.
Selain tanah longsor, 6 wilayah kecamatan dari 9 kecamatan di Kabupaten Sinjai juga diterpa dengan angin kencang sebanyak 16 kali kejadian yang meliputi Kecamatan Sinjai Tengah 4 kali kejadian di wilayah Desa Kompang dan 1 kali di Desa Gantarang, Kecamatan Sinjai Selatan 2 kali kejadian pada 2 wilayah desa yakni Desa Puncak 1 kali kejadian dan Kelurahan Sangiasseri 1 kali kejadian.
Angin kencang juga terjadi pada wilayah Kecamatan Bulupoddo dengan 1 kali kejadian di wilayah Desa Tompo Bulu, dan di Kecamatan Sinjai Utara tercatat 4 kali kejadian meliputi Kelurahan Bongki 2 kali kejadian, Kelurahan Biringere 1 kali kejadian dan Kelurahan Balangnipa 1 kali kejadian.
Di Kecamatan Sinjai Timur 2 kali kejadian masing desa Sanjai dan Sukang 1 kali kejadian, Kecamatan Pulau Sembilan, Kecamatan Sinjai Borong 2 kali kejadian di Desa Bonto Katute, pada wilayah Desa Pulau Harapan 1 kali kejadian.
Khusus kejadian banjir hanya meliputi 5 kecamatan dengan 9 kali kejadian meliputi Kecamatan Sinjai Selatan 3 kali kejadian, Kecamatan Sinjai Utara 2 kali kejadian, Kecamatan Sinjai Timur 2 kali kejadian, Kecamatan Sinjai Borong 1 kali kejadian dan Kecamatan Tellulimpoe 2 kali kejadian
Banjir di Kecamatan Sinjai Selatan terjadi di 2 wilayah desa meliputi Desa Songing dan Desa Gareccing masing-masing 1 kali kejadian. Sedangkan di Kecamatan Sinjai Utara banjir masih terjadi 2 kali di wilayah Kelurahan Biringere.
Di Kecamatan Sinjai Timur banjir terjadi 2 kali masing-masing di wilayah Desa Tongke-tongke dan Desa Panaikang masing-masing 1 kali kejadian, Kecamatan Sinjai Borong pada wilayah Desa Bonto Tengnga 1 kali kejadian dan Kecamatan Tellulimpoe terjadi pada wilayah Desa Bua dan Desa Pattongko masing-masing 1 kali kejadian,
Kejadian bencana tercatat lainnya berupa cuaca ekstrem/gelombang tinggi di wilayah perairan Kecamatan Pulau Sembilan 2 kali kejadian, dan Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara 1 kali kejadian.
Abrasi di Kecamatan Sinjai Tengah di wilayah Desa Baru 1 kali kejadian, Kecamatan Sinjai Utara 1 kali kejadian di wilayah Kelurahan Balangnipa, dan 1 kali kejadian di wilayah Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur.
Menurut Andi Octave, dibandingkan dengan tahun 2023, kejadian bencana tahun 2024 menunjukkan adanya peningkatan 13 kejadian bencana dari 56 kejadian di tahun 2023 menjadi 69 kejadian hingga 17 Desember 2024 atau naik sekitar 23 persen.
Kondisi per hari ini bisa sja bertambah sampai pada akhir tahun atau per tanggal 31 Desember 2024 mengingat adanya peringatan dini baik dari BMKG.maupun BNPB terkait potensi peningkatan curah hujan di pertengahan bulan Desember ini yang diprediks dapat memicu terjadinay bencana hidrometereologi.
Namun demikian, dari serangkaian kejadian bencana alam tersebut yang berdampak pada kerusakan beberapa infrastruktur jalan dan jembatan serta perumahan warga, tidak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia, terkecuali musibah atau kecelakaan 3 orang nelayan yang meninggal dunia akibat terjatuh dari perahunya dan terseret gelombang.
Peta Potensi Rawan Bencana
Berdasarkan catatan kejadian bencana dan hasil pemetaan wilayah rawan bencana pada tahun 2024 yang menunjukkan adanya peningkatan kuantitatif kejadian bencana di wilayah Kabupaten Sinjai.
Untuk itu, perlu menjadi perhatian bersama dari semua pihak dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, memperkuat sinergitas dan mitigasi serta meningkatkan kapasitas masyarakat teristimewa pada wilayah rawan bencana.
Wilayah rawan bencana adalah wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap ancaman terjadinya bencana baik akibat kondisi geografis, geologis dan demografis maupun karena ulah manusia. Wilayah rawan bencana alam terdiri atas:
1. kawasan rawan banjir;
2. kawasan rawan banjir bandang;
3. kawasan rawan gelombang extrim dan abrasi;
4. kawasan rawan cuaca extrim;
5. kawasan rawan tanah longsor;
6. kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan;
7. kawasan rawan tsunami;
8. kawasan rawan gempa bumi dan;
9. kawasan rawan kekeringan.
Berdasarkan sejarah kebencanaan yang pernah terjadi di Kabupaten Sinjai, serta dengan memperhatikan wilayah-wilayah rentan terjadi bencana khususnya dalam dua tahun terakhir, maka potensi ancaman bencana yang harus terus diwaspadai adalah bencana hidromtereologi basah berupa banjir, longsor dan tanah bergerak tanpa harus mengabaikan potensi bencana geologi.
Adapun beberapa wilayah di Kabupaten Sinjai yang dinilai rawan bencana longsor meliputi Kecamatan Sinjai Borong, Sinjai Barat, Sinjai Tengah, dan sebagian Sinjai Selatan, sebagian wilayah Sinjai Utara, Sinjai Timur, Tellulimpoe, dan Kecamatan Bulupoddo.
Sementara wilayah yang rawan banjir meliputi sebagian wilayah Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai Timur, Tellulimpoe, Sinjai Selatan dan Kecamatan Bulupoddo.
Sedangkan potensi ancaman angin kencang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Sinjai Borong, Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Sinjai Utara dan Kecamatan Pulau Sembilan.
SINJAI.GREGET.Id – Akibat cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang, pohon trembesi di Jal...
SINJAI.GREGET.Id – Meskipun intensitas curah hujan ringan hingga sedang yang mengguyur wilayah Kec...
SINJAI.GREGET.Id – Pj Sekretaris Daerah Drs. A. Ilham Abubakar melepas 149 Mahasiswa KKN Unhas Gel...
SINJAI.GREGAT.Id – Penjabat (Pj) Bupati Sinjai, Andi Jefrianto Asapa meninjau pelaksanaan program ...
SINJAI.GREGET.Id – Mahasiswa Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Kabupaten Sinjai akan melaksa...
SINJAI.GREGET.Id – Bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu...
Sinjai, Sulawesi Selatan
0811 …
contact@greget.id
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | |||||
3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 |
17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 |
24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |
31 |
No comments yet.