Greget.Sinjai. Memasuki musim penghujan dan mengantisipasi potensi bencana hidrometereologi tahun 2025, Kepolisian Resort Sinjai menggelar Apel Siaga Bencana 2025 pada Rabu (05/11/2025) di Halaman Mapolres Sinjai dipimpin Wakapolres Sinjai Kompol Tamar, S.Sos. diikuti jajaran TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Dinas Sosial, Unit Siaga SAR.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif, Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, Kajari, Komandan Kodim 1424 Sinjai, Ketua Pengadilan Negeri Sinjai, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Satpol PP dan Damkar, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Sosial, Kepala BPBD.

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo dalam sambutan yang dibacakan Wakapolres Sinjai mengungkapkan, apel ini merupakan bentuk pengecekan terhadap kesiapan personel maupun sarpras dalam pencegahan dan penanggulangan bencana alam.
Diharapkan seluruh personel dan stakeholder yang terlibat dapat bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan demi menjamin terlindunginya keamanan dan keselamatan masyarakat.
Kapolri memaparkan, berdasarkan data BNPB, sampai dengan tanggal 19 Oktober 2025, telah terjadi 2.606 bencana alam, diantaranya 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 karhutla, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, 4 erupsi gunung berapi, serta beberapa bencana alam lainnya.
“Berbagai bencana tersebut telah mengakibatkan 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 615 orang luka-luka, 5,2 juta orang mengungsi, 31.496 rumah rusak, serta 887 fasilitas umum dan perkantoran rusak,” tuturnya.
Kapolri menekankan, dampak bencana alam tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis serta mengganggu keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat.
Untuk itu, dibutuhkan langkah strategis responsif, dan komprehensif, berkesinambungan, dalam rangka mencegah serta yang menanggulangi berbagai potensi bencana tersebut.
Mengutip data BMKG, kata Kapolri, saat ini 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dimana puncaknya diperkirakan akan terjadi secara bertahap dari November 2025 hingga Januari 2026.
“Meningkatnya urah hujan tersebut berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banijir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi, khususnya pada beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Sulawesi, Maluku, dan Papua,” paparnya.

Diakhir sambutannya, Kapolri juga menyampaikan arahan strategis untuk dilaksanakan dan dipedomani dengan prioritas utama pada Penyelamatan Jiwa (Saving Life First), yang meliputi :
- Perkuat deteksi dini (Earlily warning system) dan penyebaran informasi yang cepat kepada masyarakat.
- Laksanakana patroli daerah rawan dan pemetaan resiko bencana.
- tingkatkan koordinasi lintas sektor.
- optimalkan kesiapan personel dan peralatan, termasuk sarana Evakuasi, komunikasi, logistik dan keselamatan.
- prioritaskan penyelamatan jiwa (Saving life first) dalam setiap langkah penanganan bencana.
- melaksanakan simulasi secara berkala
- pastikan jalur logistik, komunikasi dan fasilitas publik aman serta berfungsi.
- tingkatkan literasi kebencanaan dan sosialisasi mitigasi kepada masyarakat sebagai bagian dari pencegahan.
Sementara itu, Wakapolres Sinjai, memberikan penegasan pentingnya pelaksanaan simulasi penyelamatan dan evakuasi oleh semua unsur termasuk komunitas masyarakat.
Apel diakhiri dengan pengecekan peralatan secara langsung oleh Wakapolres, Bupati Sinjai beserta unsur Forkopimda.
No comments yet.