Sejak dilantik sebagai Wakil Bupati Sinjai Periode 2025-2030 pada Pebruari lalu, Andi Mahyanto Mazda, tampaknya tak butuh waktu banyak untuk segera memacu langkah mewujudkan aksi nyata, merealisasikan program dan rencana yang ada hingga membingkai formulasi baru secara terukur.
Fakta nyata bagi kepala daerah pada masa periode ini, yang diwarnai dengan tantangan cukup berat menyusul kebijakan efisiensi anggaran yang digelontorkan Pemerintah melalui dentuman Inpres Nomor 1 Tahun 2025, tidak menjadi alasan menghentikan langkahnya untuk berkubang pada lubang kepasrahan.
Meskipun posisinya sebagai wakil yang berdiri teguh satu baris di belakang garis depan pemimpin utama, namun di balik panggung cahaya kepemipinan kepala daerah, terpancar sinar terang yang menyorotnya dengan gemilang, menata upaya meniti peta jalan menuju capaian visi dengan kekuatan penuh.
Nalurinya sebagai mantan advokat yang cenderung memiliki kepekaan sempurna, seolah tak hanya menjadi daya dorong baginya untuk memahami denyut rencana, menelisik tantangan, dan memaksimalkan peluang secara dini, memberi jawaban terhadap sederet keresahan hingga menerobos celah menyingkap ruang yang lebih lapang.
Bagaikan jangkar tersembunyi di tengah lautan badai, bukan hanya menjaga stabilitas gerak, agar kapal tetap berlayar, melainkan telah turut aktif menuntun arah menuju muara tempat berlabuh.
Seperti pada awal digaungkannya “Gerakan Sinjai Bersih dan Terang” seiring dengan pelaksanaan efisiensi anggaran, Wakil Bupati Sinjai, Andi Mahyanto Mazda dengan kejeliannya tidak harus hanyut terbawa arus kegiatan seremoni belaka yang minim atau bahkan tidak butuh biaya.
Karena dari inisiatif yang lahir dari kekayaan gagasan dan kreatifitasnya, mengajak dan menggerakkan jajaran perangkat daerah melakukan pembenahan dan penataan taman jalan Jend. Sudirman secara gotong royong tampa harus menjadikannya sebagai sebuah proyek yang akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Bagai gayung bersambut, kata berjawab, petak taman jalan jend. Sudirman yang telah dibagi habis ke semua perangkat daerah, yang seketika itu pula aktif melakukan pembersihan dan pembenahan hingga yang telah melakukan penanaman pohon dan kembang pilihan, pun mendapat apresiasi dari berbagai elemen masyarakat.
Dari diskusi kecil di warung-warung kopi, pojok-pojok kantor, hingga ruang intelektual terdengar jelas apresiasi banyak pihak, yang memuji inisiatif wakil bupati mengerahkan sumberdaya perangkat daerah untuk berperan aktif mensukseskan “Gerakan Sinjai Bersih dan Terang”.
Mobilisasi sumberdaya aparat pemerintah daerah yang dilakukan oleh Wakil Bupati Sinjai, tentu bukan-satunya alasan yang memantik apresiasi masyarakat saat itu, tetapi karena hal itu dilakukan di tengah pekatnya kabut efisiensi anggaran yang menyelimuti keuangan daerah dan kebutuhan percepatan pembangunan pada sektor lainnya.
Namun sangat disayangkan, karena ketika penataan taman Jalan Jend. Sudirman mulai gencar dilakukan secara gotong royong oleh jajaran perangkat daerah, tiba-tiba menjadi sebuah proyek dengan alokasi anggaran satu milyar lebih dari APBD tahun berjalan.
Sementara pada waktu bersamaan, terdengar banyak harapan, bahkan desakan prioritas perbaikan jalan dan fasilitas umum lainnya yang membutuhkan alokasi anggaran dari APBD, namun palu anggaran telah diketuk untuk penataan taman yang sesungguhnya dapat dilaksanakan tampa membebani APBD.
No comments yet.